Moderasi Agama dan Memahami Fenomena Radikalisme di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.61493/educate.v2i02.89Abstract
Revolusi Industri 4.0 telah menyebabkan gangguan yang luas di berbagai sektor bisnis dan berlanjut ke bidang-bidang lainnya, termasuk pendidikan, pemerintahan, hukum, budaya, politik, sosial, dan juga agama. Dalam konteks agama, perkembangan teknologi dan tren zaman telah mengganggu pelaksanaan peribadatan, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada nasionalisme. Oleh karena itu, institusi gereja perlu merespons situasi ini dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konsep moderasi agama dan radikalisme yang tersebar melalui berbagai platform teknologi informasi yang tak terbatas. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dan pengamatan terhadap tindakan-tindakan radikal di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia muncul akibat persoalan domestik dan dinamika politik internasional yang dianggap telah merugikan kehidupan sosial-politik umat Islam. Dalam menghadapi hal ini, gereja tidak boleh mengabaikan atau acuh tak acuh. Sebaliknya, gereja harus menerapkan pendekatan yang mendalam terhadap ajaran agama Kristen yang ditekankan dalam kitab suci, yaitu "kasih", serta mengadopsi sikap pluralis terhadap agama dan masyarakat. Dengan demikian, gereja perlu menjadi proaktif dalam menyikapi tantangan zaman ini. Mengembangkan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama, mempromosikan sikap saling menghormati dan berbagi pemahaman antaragama, serta berperan dalam membangun kerukunan sosial dan politik akan menjadi langkah-langkah penting yang dapat diambil oleh gereja dalam menghadapi disrupsi yang disebabkan oleh Revolusi Industri 4.0